Halaman

Selasa, 18 September 2012

MATERI BP KLS VII/2


3.1.1.      Pengertian Disiplin
Disiplin  Dapat diartikan  selalu belajar dan bekerja keras , selalu melakukan pekerjaan  dengan rasa penuh tanggung jawab  dan teratur. Selalu mengetahui  segala peraturan  dan mematuhi tata tertib  dalam lingkungan pergaulan sosial , biasa menjaga ketertiban umum  dan tata pergaulan secara bertanggung jawab , selalu mematuhi norma norma yang berlaku  di  sekolah, keluarga dan masyarakat .jadi nilai esensial dari sikap disiplin adalah.
            a. Belajar dan belajar secara tertib  dan teratur serta bertanggung jawab.
            b. Mematuhi segala peraturan  dan tata tertib di lingkungan sekolah  dan
                dalam pergaulan sesama teman.
            c. Menjaga ketertiban umum  dan tata pergaulan secara bertanggung jawab.
            d. Mematuhi norma norma yang berlaku  di sekolah dan dimasyarakat  untuk menjaga
                keutuhan  hubungan sosial.
Jadi dengan  nilai kedisiplinan  akan  berpengaruh dan  menumbuhan  efek  yang positif, sehingga akan menjadi  panutan di dalam lingkungannya.  Karena orang disiplin  akan menunjukan diri  seperti;  Berperilaku yang menunjukan dirinya berbeda dengan yang lain, Berkepribadian yang kuat  tidak mudah goyah dan  tidak mudah terpengaruh oleh orang lain.  dan selalu menampilkan diri  sesuai adat, budaya , dan sebagainya.
      Disiplin dapat diartikan
Ø Melakukan  suatu sebagai kewajiban  yang dilakukan dengan tertib.
Ø Memanfaatkan waktu untuk hal yang bermanfaat.
Ø Belajar secara teratur.
Ø Mengerjakan sesuatu dengan penuh tanggung jawab
Kedisiplinan ini adalah sangat perlu dan mutlak untuk ditumbuh kembangkan. Karena  tanpa  kedisiplinan  apapun yang kita kerjakan atau lakukan  tidak akan  mendapatkan suatu yang diharapkan. Jadi kedisiplinan ini sebagai suatu  syarat dalam mencapai suatu cita cita. .
1. Disiplin disekolah .
Sekolah  adalah tempat  dimana anak  menuntut ilmu pengetahuan. Yaitu sesuatu yang nantinya sangat dibutuhkan dan sangat berguna untuk masa depan anak. Oleh karena itu  disekolah anak dididik, diajar, dan dilatih agar anak memiliki seperangkat etika, pengetahuan dan ketrampilan. Usaha ini tidaklah serta merta  pasti tercapai , karena banyak hal yang dapat mempengaruhi tercapainya suatu tujuan. Salah satu unsure yang sangat penting demi tercapainya    tujuan pendidikan adalah sikap disiplin,
Sebagai ilustrasi  cermatilah ceritera berikut;

Siang hari yang panas terik, musim liburan telah usai. Seorang siswa bernama Yogi  duduk termenung  dibawah pohon mangga. Setelah istirahat panjang yogi  menikmati ketenangan  dibawah rindangnya berbagai pohon sambil menikmati jajanan ringan. Tiba tiba Ia dikagetkan  dan  sadar dari lamunannya. Ia melihat  segerombolan siswa dikelasnya  berjalan sambil komat kamit . Yogipun menyapa dengan  senyum tawa. Hai teman sejak kapan kau  gila !. Langkahmu lenggang lenggok dan mulutmu  komat kamit seperti  orang gila.  Siswa itu pun menjawab. Yagi aku ini bukan ortang gila, aku ini sedang menghafalkan   tugas yang diberikan guru, karena nanti akan ulangan. Si Yogi dengan perawakannya yang gendut  tersenyum dan  tertawa. Ooo Kalian ini sedang belajar !.Ku kira kalian sudah tidak waras.   Dalam hati kecil para siswa itu berkata  , Si Yogi tidak dapat  melakukan  atau mengerjakan kewajibannya sebagai murid, ia terlena dengan  kemewahannya, karena Ia termasuk orang yang berada. Dan jarang / hampir tidak pernah ia melaksanakan atau mematuhi tata tertib ataupun  nasehat guru. Ia selalu menentangnya. Apa yang dinasehati oleh guru selalu dianggapnya sebagai seatu penghalang , sehingga iapun tidak pernah dengan iklas belajar, kalaupun ia belajar Ia laksanakan dengan terpaksa.
Tibalah saatnya  untuk  melakukan ulangan akhir semester . Pelajaran yang didapat dari awal sampai ahir, dirasakannya sangat berat untuk dipelajari. Ia merasa bingung.

Hatinya berkata  pastilah teman termannya  sudah siap untuk menghadapi ulangan    semesteran.     Dan Ia berpikir- di dunia ini pasti ada orang pintar dan bodoh.  Dalam hal ini saya cukup menggunakan sedikit  keberuntungan yang Ia miliki yaitu dengan memberi uang kepada teman temannya, sehingga apa yang  kawatirkannya tidak pernah ditemui. Itulah gumamnya dalam hati.
Pada saat  mereka asik belajar bersama , mereka tidak menyangka  bahwa Si Yogi  datang  dengan wajah yang memelas. Belum sempat ia bicara , salah satu diantara mereka  mengingatkan bahwa , inilah orang yang pernah mentertawakan kita .  dan orang  seperti ini pantas diberi pelajaran. Tanpa pikir panjang iapun  diusir  dengan bahasa yang sangat halus. Dengan sindiran itu Si Yogi  sangat menyesali dan Ia merasa sudah terlambat  karena ia memang tidak pernah disiplin dalam belajar. Tapi sayang  penyesalannya terlambat, karena ulangan sudah semakin dekat.

2. Disiplin Di Jalan.
      Ilustrasi.
Tomblos adalah sosok remaja   desa yang tinggal di kota. Awalnya toblos masih lugu  dan senang bergaul dengan teman sebayanya, Tapi semejak   kepulangannya dari kota  Ia mengalami perbahan yang sangat drastis. Apa yang dikenalnya  dulu,  kini dilupakannya, sehingga banyak teman  sepermainannya merasa heran  atas perubahan sikap Si Tomblos. Tapi si Tomblos cuek saja, itu dianggapnya  sebagai  kisal masa lalu yang tidak ada gunanya.
Demikian Si Tomblos  dengan gayanya yang sangat urakan, membuat warga desa yang  dulunya mengenal sebagai pemuda yang sopan , ramah, dan baik hati, kini berubah menjadi sebaliknya. Ia selalu menjadi sumber  keributan dan selalu membuat ulah dijalanan. Ia sering kebut kebutan , mengabaikan  rambu rambu lalu lintas , sehingga sering membahayakan keselamatan   pengguna  jalan yang lainnya. Ia sudah sering berurusan dengan petugas  lalu lintas, dan Ia   sadar hanya saat itu seja. Setelah berlalu , ceriterapun  berubah. Ini  dilakukannya  dalam waktu yang lama , sehingga  petugas dan masyarakat merasa  tidak nyaman  karena ulahnya, karena dapat mengganggu ketertiban  dan membahayakan warga disekitarnya, ahirnya polisipun turun tangan, untuk mengadakan pengamanan  dangan menangkap Si Tomblos  dengan hukuman penjara. 

3.1.2. Mengidentifikasi sikap yang  mencerminkan kedisiplinan.
           
            Sudah disinggung pada uraian terdahulu bahwa;  berdisiplin  itu adalah  cerminan dari sikap bekerja keras,  selalu melakukan pekerjaan dengan rasa penuh tanggung jawab  dan teratur, selalu mengatahui  segala peraturan dan mematuhi  tata tertib dalam lingkungan  pergaulan sosial , biasa menjaga ketertiban umum  dan tata pergaulan secara bertanggung jawab , selalu mematuhi norma norma  yang berlaku di lingkungan sekolah,  keluarga maupun masyarakat  untuk menjaga keutuhan hubungan sosial.
            Secara rinci dapat disebutkan tentang  sikap atau perilaku yang  mencerminkan kedisiplinan anta lain;
1. Belajar dan bekerja  secara tertib  dan teratur serta bertanggung jawab.
2. Mematuhi segala peraturan  dan tata tertib dilingkungan sekolah 
    dan dalam  pergaulan     sesama teman.
3. Menjaga ketertiban umum  dan tata pergaulan secara bertanggung jawab.
4. Mematuhi norma norma  yang berlaku disekolah  dan masyarakat
    untuk menjaga keutuhan    hubungan  sosial.


3.1.3. Mengidentifikasi Bentuk Kedisiplinan.
            Bentuk kedisiplinan  yang dikemukakan  berhubungan dengan nilai kebenaran yang dapat di amati seperti   disiplin Berbicara, dan disiplin dalam berbuat.
Disiplin bicara dapat di identifikasi  semua bentuk  pembicaraan  yang merujuk pada norma norma yang ada. Misalnya

1.Disiplin dalam bicara. Dengan memperhatikan lawan yang kita ajak bicara ,
   seperti anak   anak, orang dewasa , orang tua dan sebagainya.
   a. Berbicara dengan lemah lembut.
   b. Berbicara yang sopan .
   c. Berbicara yang tidak menyinggung perasaan orang lain.
   d. Berbicara yang sesuai dengan kenyataan .
   e. dan tidak membicarakan keburukan  orang lain./fitnah.,
   f. dll.

 2. Disiplin dalam berbuat,
    a. Tidak curang,
    b. Tidak  menipu..
    c. Tidak mengambil hak orang lain,
    d. Tidak memperkosa/berzina.
             
3.2.1. Pengertian Rasa Malu
            Sebagai anak yang berbudi pekerti yang baik adalah anak yang bisa mengembangkan rasa bersalah jika kita melakukan kesalahan dan merasa malu  akan perilaku dan perbuatan  yang dilakukan bertentangan  kaidah kaidah dan norma norma  yang berlaku di masyarakat.  Rasa bersalah  sebagai evaluasi diri  dari perilaku negatif  yang telah dilakukan. artinya; menyadari dan mengakui  bahwa perilakuknya berbeda  dengan nilai moral yang ada  di masyarakat.
            Untuk mengatahui perbuatan kita benar atau salah , sehingga harus mengaku bersalah  dan merasa bersalah , maka perlu mengetahui  kondisi kondisi sebagai berikut.
a. kita perlu menerina dan menyadari  kenberadaan hukum  hukum tertentu
    yang   ada dalam     masyarakat.
b. kita menerina kewajiban mengatur perilaku  dalam berbuat  sesuai
    dengan standar yang    telah diterima
c. kita merasa bertanggung jawab  atas setiap penyelewengan  dari
    standar tersebut  dan    mengaku bersalah  atas tindakan tindakannya.
d. Kita perlu memiliki kemampuan  mengkritik diri  yang cukup untuk
    menyadari  ketidak    sesuaian  perilaku dengan ketentuan  masyarakat.
e. Sering melakukan instropeksi  agar dapat bertindak dan  dan berbuat
    senantiasa berjalan     dalam hal kebenaran.

            Rasa bersalah dan rasa malu merupakan salah satu mekanisma psikologis  yang paling penting  dalam proses penyesuaian diri dan merupakan unsur penting bagi kelangsungan hidup . Rasa b ersalah dan rasa malu  merupakan alat yang paling efisien dalam diri kita  untuk menjaga keselarasan  perilaku dengan  nilai moral masyarakat.
            dari uraian diatas , maka rasa malu dan rasa bersalah  dalam mengendalikan budi pekerti , adalah sebagai berikut;
a. Rasa bersalah dan rasa malu  mampu menjaga perilaku  negaif yang dilakukan ,
   sehingga    kita dapat berperilaku  baik dalam kehidupan sehari hari.
b. Dengan adanya rfasa bersalah  dan rasa malu , kita akan berhati hati dalam
    berperilaku ,  baik disekolah maupun diluar sekolah.
c. Rasa berslah dan rasa malu  merupakan kesadaran  budi luhur  dalam membawa
    perilaku    kearah penyesuaian diri  dengan norma yang berlaku. 

3.2.2. Mengidentifikasi Munculnya Rasa Malu.        
            Sudah disinggung pada  uraian terdahulu, bahwa rasa malu itu semata mata  merupakan  reaksi emosional yang tidak menyanangkan  yang timbul dari adanya penilaian negatif atas penyimpanga perilaku yang kita lakukan. Penyimpangan ini  sudah barang tentu memberikan pengaruh yang jelek terhadap perilaku kita dalam pergaulan sehari hari.  Seperti;
a., Kurang menghormati dan menghargai  kedua orang tua,  perintah , nasehat dan
     amanat    dari kedua orang tua tidak ditaati.
b. Kurang menghormati dan menghargai guru, apa dikatakan guru selalu
    di   tentang .
c. Tidak menghormati para pemimpin.
d. Kurang menyayangi keluarga , lingkungan keluarga di anggap musuh ,
    tidak mentaati   dan menurut  pada perintah dan nasehat orang yang lebih tua .
e. Berbicara yang kasar .
f.  Kurang ada rasa kasihan pada orang yang lemah, seperti orang cacat atau
    orang sakit.
g. Kurang menghormati tamu atau orang tua .

            Perilaku yang disinggung diatas  sebagai suatu pelanggaran  norma norma yang berlaku , baik norma agama  maupun norma norma masyarakat. Sehingga menjadi perilaku yang menyimpang. Perilaku menyimpang yang sering kita lakukan  merupakan gambaran dari  kepribadian anti sosial  atau gangguan perilaku,  yang ditandai oleh gejala seperti;
a. Sering membolos  dari sekolah
b. Terlibat kenakalan anak.
c. Di skors dari sekolah karena berbudi pekerti yang buruk , seperti  merokok,
    mabuk  mabukan   dan membawa barang terlarang.
d. Selalu berbohong kepada kedua orang tua .
e. Berpergaulan bebas.
f. Seringkali melakukan tindakan memalak,
g. Merusak barang milik orang lain.
h. Prestasi merosot atau menurun.
i. Sering melakukan perkelahian.

            Penyimpangan  perilaku diaatas dapat dianggap sebagai penyimpangan kepribadian, yang  dipicu oleh beberapa hal;
a. Keluarga tidak utuh.  ayah dan ibu berpisah, masing masing membawa anak.
b. Kesibukan orang tua .
c. Hubungan pribadi antar anggota keluarga tidak baik. ( sering cekcok ).
d. Lebih mengutakan memberikan materi dari pada kasih sayang.
e. Perbedaan pola pembinaan keluarga yang tidak sama  antara  kedua orang tua.
f. Sikap orang tua yang acuh terhadap proses pendidikan keluarga.
g. Sikap orang tua yang kasar.
h. Campur tangan  dan perhatian yang berlebihan .
i. Kontrol yang tidak konsisten terhadap anggota keluarga.

            Demikian juga kondisi sekolah yang tidak baik dapat mengganggu  proses pembelajaran , yang pada gilirannya dapat memberikan peluang berilaku menyimpang terhadap siswa  . Kondisi sekolah yang dimaksud adalah sebagai berukut;
a. Sarana dan prasarana sekolah yang tidak memadai.
b. Letak sekolah dengat dengan pusat keramaian.
c. Kualitas dan kwantitas guru yang tidak memadai.
d. Kwalitas dan kwantitas non guru tidak memadai, seperti; tidak ada penjaga
     sekolah,     tidak ada guru BP

            Dari uraian diatas dapatlah dikatakan bahwa  perilaku yang baik  akan membawa kita ke jalan yang banar. Saling menyayangi, saling menghormati, saling mengharagai. Sedangkan budi pekerti yang kurang baik  akan membawa dampak negatif, juga sebagai pemicu munculnya rasa malu.

3.2.3. Mengatasi Rasa Malu.
            Sudah diuraikan pada  ulasan terdahulu bahwa; Rasa malu sebagai reaksi dari perubahan lingkungan  yang bersumber dari perilaku diri yang  negatif. dan karenanya kita harus mawas diri, agar  bagaimana rasa malu itu  tidak menimpa kita .Seiring dengan  rasa malu, ada beberapa upaya  yang harus dilakukan untuk menghindari rasa malu
 a. Menjalankan sifat terpuji.
      Sifat terpuji merupakan bagian  dari perilaku yang menghindari  munculnya rasa malu. Untuk mengatasi hal tersebut  haruslah benar benar dipikirkan  apa dan bagaimana  yang harus diperbuat agar tidak menimbulkan rasa malu.  Sebagai gambaran yang menyangkut perihal perbuatan   dapat digambarkan  sebagai berikut. “
1. Prtibadi yang selalu mejaga harga diri  dari perbuatan buruk.
2. Pribadi yang selalu mejaga kesucian  diri dari perbuatan  yang dilarang
    oleh agama.
3. Pribadi yang selalu rajin  dalam belajar dan bekerja  tidak menjadi
    orang pemalas.
4. Pribadi yang selalu jujur dan terbuka , jauh dari perilaku pura pura .
5. Pribadi yang selalu sabar  , tidak cepat emosi dan prustasi.
6. Pribadi yang berani membela kebenaran.
7. Pribadi yang sopan santun dalam pergaulan.
8. pribadi yang mampu menghormati sesama.
9. pribadi yang saling menghargai.
10. dan lain lain.
b. Menjauhi safat tercela.
            1. pribadi yang tidak pernah menyinggung perasaan orang lain, Berkata
                 jorok,
            2. Pribadi yang tidak suka memfitnah.
3. Pribadi yang tidak suka bohong.
            4. Pribadi yang tidak pernah iri atau dengki  
            5. Pribadi yang tidak mengadu domba.
                        6 .pribadi yang tidak buruk sangka

3.3.1. Pengertian  Etos Belajar / Kerja.
            Etos berarti ;  Semangat kerja yang menjadi  cirri khusus dan  keyakinan seseorang  atau sekolompok masyarakat tertentu. Dilihat dari pengertian tersebut  terinpirasi  adanya perbedaan yang mencerminkan kekhasan dari suatu daerah, sebagai cirri khas sebagai budaya dari masyarakat tertentu . Namun ke khasan itu  tidak secara implicit menunjukan perbedaan, tetapi  dapat menjadi warna  dari aspek budaya  .
 Jadi pengertian etos belajar  atau kerja adalah identik dengan budaya yang berlaku di daerah daerah , namun menunjukan kesatuan semangat dan  tujuan, dengan cirri cirri sebagai berikut:  
Ø      Berpikir jauh kedepan yaitu, Biasa berpikir dahulu  sebelum berbuat , berpikir untuk kepentingan sekarang  dan yang akan datang.
Ø      Berkemauan keras, Biasa memilikiu kemauan  keras dan kuat  serta rajin belajar , dan berusaha dengan sungguh sungguh  untuk mencapai cita cita.
Ø      Gigih yaitu memiliki dorongan yang kuat  untuk mencapai cita citanya , biasa belajar dengan sungguh sungguh , dan tidak putus asa dalam belajar.
Ø      Kreatif yaitu; Biasa mengisi dan mempergunakan  waktu luang , dengan kegiatan yang bermanfaat  dan biasa membuat ide ide yang baru.
Ø      Menghargai waktu  yaitu; bersikap dan berperilaku teratur  dengan menggunakan waktu yang tersedia  dan mengihindari sikap yang menyia nyiakan kesempatan ; biasa tidak menunda pekerjaan  atau tugas , dan selalu menggunakan waktu  untuk kegiatan yang bermanfaat.
Ø      Percaya diri yaitu; Sering menunjukan sikap  dan berperilaku mantap  dalam melaksanakan pekerjaan  sehari hari dan tidak mudah  terpengaruh oleh ucapan  atau perbuatan orang lain.
Ø      Tertib yaitu; Berupaya untuk mengatur perilaku  yang tidak bertentangan dengan tata tertib.
Ø      Dll.
3.3.2. Manfaat Etos kerja / Belajar.
            Sesuai dengan kriteria dan cirri cirri yang dimiliki oleh orang yang mempunyai  semangat belajar  /kerja  yang tinggi , dapat di identikkan dengan orang  yang terbiasa   melakukan  sesuatu pekerjaan  untuk memanfaatkan waktu  yang tersedia. Dan itu berarti mampu menjauhkan diri dari sifat bermalas malasan . kita harus rajin belajar dan bekerja  untuk meningkatkan kemampuan  diri sebagai bekal  dalam kehidupan. Sebab pola pikir , pola sikap ,  dan pola perilaku tidak akan datang  dengan sendirinya, melainkan harus diupayakan  dengan rajin belajar.
            Sikap rajin  sebagai suatu kebiasaan  yang harus dipupuk  dengan memanfaatkan waktu luang , bekerja sama dalam melakukan tugas sehari hari , rajin memecahkan masalah  yang dihadapi dan lain sebagainya.
            Rajin sebagai perilaku giat , yang mengarah pada suatu tujuan , secara umum rajin digambarkan sebagai hubungan  antara upaya dengan hasil nyata melalui kegiatan yang nyata.  Sehingga dengan  sikap  yang rajin  akan mampu merubah pola pikir dan paradigma hidup sebagai manusia, dan  mampu mengimplementasikan  sikap , sehingga  membentuk pola sikap dengan bercirikan;
Ø      Mampu mengerjakan sesuatu pekerjaan dengan tepat waktu.
Ø      Dapat memanfaatkan waktu luang dengan sebaik baiknya.
Ø      Menggali pengetahuan  dedngan mengadakan penelitian .
Ø      Menganalisis berbagai permasalahan  yang berhubungan dengan pekerjaan.
Ø      Merealisasikan ide dengan gagasan  dalam pekerjaan .
Ø      Melakukan berbagai percobaan  sesuai dengan  pekerjaan.
Ø      Mencatat berbagai temuan dalam penelitian.
Ø      Mendiskusikan dengan teman , jika ada masalah yang tidak terpecahkan.
Ø      Banyak bertanya jika banyak yang tidak diketahuinya.
Ø      Dll.  
3.3.3. Mendeskripsikan Hubungan  Etos belajar / Kerja Dengan Kesuksesan.
            Jalan menuju kesuksesan  biasanya banyak hambatan  dan godaannya, sehingga pekerjaan yuang biasanya mudah , ringan, dan menyenangkan  menjadi terasa sukar, berat dan menjengkelkan , semua perasaan yang baik baik  berubah menjadi perasaan yang jelek  akibat dari godaan setan, yaitu sikap malas.Karena malas sebagai suatu penyakit  yang sering hinggap pada diri manusia. Kita harus dapat memerangi sikap malas , dan menggantikannya dengan sikap yang rajin. Rajin bekerja harus kita usahakan , bila perlu kita paksakan agar menjadi suatu kebuiasaan. Ada beberapa kiat - kiat untuk /sebagai memotifasi   untuk merubah kebiasaan , agar menjadi rajin  belajar dan bekerja.
Ø      Yakinlah apapun yang kita kerjakan , asal  sesuai dengan ajaran agama tentu nanti akan membawa phahala yang baik.
Ø      Cintailah pekerjaan dengan sepenuh hati . sehingga pekerjaan selalu menyenangkan.
Ø      Lakukan pekerjaan dengan penuh iklas, sehingga seberat apapu pekerjaan  akan terasa ringan.
Ø      Pergunakanlah waktu dengan sebaik baiknya , dan janganlah menunggu hari esok.
Ø      Janganlah melakukan suatu pekerjaan dengan   keinginan  untuk  selalu mendapatkan ibalan, atau mendapat  pujian dari orang lain.
Ø      Dll.
Jadi dapat disimpulkan , bahwa  antara  etos kerja dengan  kesuksesan  sangatlah erat,tidaklah mungkin  bahwa kesuksesan itu sebagai  hadiah  dari pebuatan kita dalam kehidupan  yang terdahulu, Itu hanyalah suatu pradigma  yang dapat melunturkan  semangat belajar atau kerja. Dan janganlah  mempunyai anggapan  pada suatu hal yang tidak dapat di percaya kebenarannya. Belajar dan belajarlah terus untuk dapat memiliki suatu  pengetahuan dan keterampilan  , yang sangat berguna dalam mengatasi segala kesulitan hidup.

3.4.1. Menjelaskan pengertian  Keterbukaan.
            Keterbukaan dapat diartikan  sebagai suatu sikap  mau menerima  nasehat, baik dari orang tua  maupun orang lain, serta  menghindari sikap keras kepala dan  menutup diri. Juga dapat diartikan  bahwa keterbukaan itu menghilangkan rasa kecurigaan, buruk sangka,  dan menghilangkan fitnah. Pengertian keterbukaan  juga dapat diidentikan dengan istilah demokrasi, karena  didalamnya terdapat  unsure pengertian menghargai kebebasan. Seperti kebebasan dalam memeluk agama yang diyakininya, Kebebasan dalam melakukan ibadah agamanya, Kebebasan untuk menyalurkan   sapirasi , Kebebasan dalam melakukan usaha , Dll. Atau juga  pengertian keterbukaan itu identik juga dengan pengertian Toleransi, yaitu sikap saling menghargai antara  satu dengan yang lainnya.
Dari pengertian tersebut dapat digambarkan  bahwa keterbukaan adalah unsur yang sangat penting dalam hidup bermasyarakat.karena dalam kehidupan social masyarakat  terdiri dari banyak  latar belakang budaya . seperti dalam berkeyakina, berkesenian, serta dalam pola hidup yang berpariasi antara satu orang dengan yang lainnya. Dalam mkeadaan nseperti inilah kita membutuhkan  suatu kearifan dalam menyikapi  budaya tersebut, agar tidak terjadi suatu benturan yang berakibat terjadinya keretakan dan perpecahan , sehingga bukan tidak mungkin akan terjadi suatu  permusuhan yang berkepanjangan, yang mengancam  keutuhan dan menimbulkan kehancuran.
            Dengan dasar inilah  bahwa sikap yang mendasar yang harus dimiliki oleh setiap orang untuk bagaimana dan apa yang menjadi kunci terhadap kelanggengan  suatu hehidupan masyarakat yang majemuk, haruslah disadari bahwa  keterbukaan adalah sikap yang arif dan bijaksana. Janganlah memandang  keberadaan budaya  seseorang  menjadikan perbedaan diantara kita. Kita haruslah bijak dalam  menentukan sikap  untuk dapat menjaga keutuhan dalam perbedaan. Sikap keterbukaan inilah yang menjadi jawaban tentang bagaimana harus kita berbuat untuk keutuhan itu. Banyak aspek dalam kehidupan social  yang memerlukan  sikap keterbukaan ini.

3.4.2. Menyebutkan Perilaku Yang Mencerminkan Keterbukaan.
            Keterbukaan adalah sikap yang diimplentasikan atau diwujudnyatakan dalam kehidupan bersama dalam mesyarakat. Janganlah mengkeramatkan ajaran agama  yang menganggap orang  selain dirinya  adalah  berbeda. Sikap seperti ini justru akan  dapat memicu munculnya   perselisihan antara  antar umat beragama. Karena  adanya pandangan tentang kualitas agamanya lebih baik dari agama orang lain. Sikap ini tentu bertentangan dengan  nilai nilai  pancasila maupun yang lainnya. Oleh karena itu  bercerminlah bahwa kalau kita mempertentangkan perbedaan  sangatlah fatal akibatnya. Bawa manusia apapun agamanya , itu hanyalah suatu keyakinan hidup  pada  ajaran suci yang diwahyukan oleh sang pencipta. Keyakinan itu akan memberi rasa  terhadap jalan yang di tempuh  mencapai kesempurnaan itu. Dengan demikian  jangan memandang  agama hanya dari satu sisi, tapi pandanglah agama sebagai  jalan untuk kesempurnaan hidup di dunia maupun di ahirat.  Jadi dapat di gambarkan bahwa  perilaku yang mencerminkan keterbukaan  adalah seperti berikut;
Ø      Sikap Tenggang rasa yaitu memberi kesempatan kepada orang lain  untuk berbuat sesatu, menghindari sikap mengganggu  dan berusaha tidak menyinggung perasaan orang lain.
Ø      Beradab yaitu, Terbiasa mengiucapkan permisi  atau maaf apa bila lewat  didepan orang lain , dan terbiasa menghargai kebaikan orang lain.
Ø      Baik sangka, Sering berpikir positif , bersikap optimis  dan mempunyai anggapan baik terhadap orang lain.
Ø      Berkepribadian, yaitu  biasa mengucapkan salam  atau tegur sapa  apa bila bertemu dengan orang lain, membuang sifat buruk seperti  keras kepala dan licik.
Ø      Empati yaitu, Merasa sedihy melihat orang lain  yang mendapat musibah  dan menghinadi sikap masa bodo.
Ø      Iklas yaitu merasa rugi jika tidak dapat menolong orang lain.
Ø      Koperatif yaitu, Senang bekerja sama dengan orang lain  tanpa pilih kasih.
Ø      Pemaaf yaitu, Menunjukan sikap dan perilaku  memaafkan kesalahan orang lain  dan menghindari sikap dendam.
Ø      Dll.

3.4.3. Keterbukaan Dalam Hidup Bermasyarakat.
            Keterbukaan dalam hidup bermasyarakat adalah bagian dari  pola hidup kebersamaan , D emokrasi serta toleransi, tidak memandang  perbedaan dalam beragama, dalam beraktifitas maupun dalam  berorganisasi. Memandang manusia sebagai satu kesatuan yang utuh  , tidak  terkotak kotakan oleh budaya  , sehingga  terwujudlah  pola kebersamaan  dalam  hidup  untuk mencapai tujuan bersama.
            Sangatlah indah jika kita dalam hidup ini , dapat menikamati  indahnya kerukunan  hidup bersama, tiada beban dan masalah , semua berjalan dengan baik , semua saling mengerti dan memahami,  bahwa  kerukunan hidup bersama hanya bias disiptakan dengan sikap keterbukaan. karena diantara kita telah memahami dan menyepakati serta menghargai perbedaan.  Dengan menghargai perbedaan tersebut akan mampu mereda gejolak dan konflik.
Contoh yang dapat dikemukakan disini  , sebagai bentuk keterbukaan  yang menyangkut  kerukunan antar umat beragama , untuk menciptakan kerukunan  hidup adalah saling menerima , saling menghormati,  saling menolong ,  saling menghargai.
Ada bebarapa aspek yang melandasi   terbinanya kerukunan  antar  umat beragama.
a)      Adanya pandangan mengenai  harkat dan martabat  manusia itu sama.. Semua manusia  adalah sama citaan Tuhan Yang maha Esa. Tidak sepantasnyalah manusia  menyombongkan dirinya  karena merasa lebih tinggi derajatnya  dan martabatnya  dari manusia lain. Mannusia diwajibkan untuk saling menyayangi  dan menghormati  satu sama lain  tanpa memperhatikan perbedaan  suku dan agama.
b)      Manusia diciptakan oleh Tuhan  sebagai mahluk social.    Sesuai dengan kodratnya  manusia sebagai mahluk social  maka dalam hidupnya   selalu berusaha untuk hidup  berkeluarga, bermasyarakat, berorganisasi, berbangsa dan bernegara. Karena dalam kehidupan ini , manusia berhubungan , bekerjasama , saling menolong,atas dasar kebajikan.
c)      Manusia sama sama ingin hidup aman, tyentram dan damai. Untuk  mewujudkan  kedamaian, ketentraman  hidup bermasyarakat , berbangsa dan bernegara,  maka diantara umat beraga  haruslah saling menghormati dan menghargai  kebebasan beragama . sebab apabila keadaan aman  , maka kehidupan beragama akan semakin subur dan khidmat. Sehingga lebih dapat meningkatkan  keimanan dan ketakwaan  masing masing.
d)     Adanya kesamaan bangsa. Walaupun  terddiri dari berbagai suku  atau etnis  tetapi mengakui sebagai satu bangsa  Indonesia, mengaku sama sama warga Negara Indonesia.
e)      Dll.

Untuk dapat mengembangkan sikap hidup rukun  antar umat beragama  kita hendaknya;
1.            Mendalami   ajaran agama kita sendiri  untuk meningkatkan keimanan.
2.            Mengembangkan sikap toleransi  antar umat beragama.
3.            Meyakini bahwa kita adalah bangsa yang satu , memiliki nasib, cita cita yang sama.
4.            Tidak menghina dan mengejek  agama dan kepercayaan orang lain.
5.            Tidak menyebarkan agama  kepada orang lain yang sudah beragama.
6.            Tidak membeda bedakan  manusia karena berbeda agamanya.

             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar